marriage life

Setelah menikah ngerasa ada perbedaan ga? ya iyalaaah ada maksup saya, selain dikamar ada yg nemenin bobo. Hihi. Kl saya meski LDR, rasanya beda banget. Sekarang kalo ada apa2, ada yg bisa diminta mendengarkan. Luar dalam. Serius. Bahkan sampe urusan kewanitaan, ada yg bisa diajak diskusi.

Soal urusan wanita ini.. saya lagi sangaaaaat mendambakan anak. Tadinya saya mikir, alangkah indahnya kalau setelah di Palembang saja hamilnya, which is masih bulan depan. Tapi pas suami balik ke palembang 2 minggu lalu, dan saya menstruasi, pas liat tetesan darah pertama, saya menangis. Sepertinya saya sudah menginginkan ada sesuatu di dalam perut saya yang tentu saja bukan makanan. Bahkan di malam sebelum suami saya jalan, saya beli sensitif GR skaligus optimis. Jadi ketika menstruasi hari pertama, Saya sedih. I want a baby… Dalam kesedihan hari itu, saya telpon suami, ga lama rasanya mood saya balik. Ya Allah kami baru menikah 2 minggu. Dan sangat wajarlah jika belum saatnya kami dikasih anak. Masih banyak waktu nanti kok ya?

Enaknya lagi kalau punya suami.. urusan keuangan sekarang dipikirkan berdua. Kalau jeng Iir sudah bikin itung2annya. Saya hanya mengimplementasikannya. Hihi. Makasih ya Ir... Kalau hitungan saya nanti:

-         Gaji suami untuk cicilan: Rumah (yes, kami mau nekad DP rumah), motor, dan sisanya untuk tabungan.

-         Gaji saya untuk keperluan bulanan: listrik, PAM, blanja bulanan dan makan hari2. (did I miss something?)

FYI, gaji suami saya dan gaji saya nanti *ditempat kerja baru* masih gedean saya loh. Yang saya bangga dari dia, dia ga pernah mempermasalahkan itu, mengingat Banyak suami yang keberatan istrinya punya penghasilan lebih. Toh buat saya, dia bekerja, memberikan angka pasti kepada saya tiap bulannya. Plus proyek2 dadakannya yg nominalnya bisa untuk tambah2. Rejeki itu jalannya bisa drmana. Bisa dr pendapat suami, bisa dari istri, atau malah dari anak. InsyaAllah, kami istiqomah dengan komitmen ini.

Yang saya sedih dr pernikahan ini adalah intensitas pertemuan kami tidak seperti pasangan muda lain, *jelas aja, kami kan LDR*. Setelah menikah kangennya tambah dahsyat.Saya salut dengan suami istri yg bisa hidup pisah dalam waktu bulanan atau tahunan. Karena saya baru 2minggu udah setengah mati kangennya. Tapi kalau dibilang LDR menyusahkan, Nggak juga tuh. LDR ga susah, krn saya termasuk org mandiri, *gak tau deh kl yg manja*, LDR juga ga susah krn ada ESIA. Hahaha. Semua aman terkendali.

LDR juga ga menyebabkan saya jauh dr mertua. Alhamdulillah saya dapat orangtua tambahan, yang insyaAllah saya merasakan tidak ada perbedaan sayangnya mereka ke saya dan ke kakak adik suami. Meski suami tidak dirumah, saya tetap 2-3 malam menginap disana. Ngobrol dengan Mamah dan Bapak seperti saya bicara dengan ayah dan ibu saya sendiri. Well, marriage is not about marrying your man, but also marrying the whole family kan?

Dengan semua curhatan ngalor ngidul ini.. saya cuman mau share, kalau menikah itu menyenangkan. I love marriage life