Januari 10, 2012

Karena memang blm saatnya kita berjumpa

27 Desember 2011, tepat di hari ulangtahun Ibu..

Hari itu hari ulangtahun ibu saya dan Pagi itu pula saya dan suami menjadwalkan diri untuk cek kandungan. Usia kehamilan saya saat itu 19 minggu 5 hari dan kali ini kami mencoba dokter baru, dr Iskandar SPOg di RS Siti Khadijah. Hari ini harusnya saya membawa berita bahagia, berniat memberi kejutan kepada ibu, bahwa cucunya berkelamin perempuan atau laki2 namun yg saya bawa justru berita duka..

Tanpa suatu pertanda, apakah itu sakit, pendarahan, benturan atau apa, tiba2 dokter berkata bahwa anak kami sudah tidak berdetak, badannya tidak bergerak. Duh Gustii.. Duh anakku, andai kamu tau perasaan ibu saat itu. Masih tidak percaya, saya menanyakan 2 kali ke dokter apa maksutnya? Dan dia menyuruh saya berpindah ke mesin USG lain, disana pun jawabannya sama: "sepertinya anak ibu sudah tidak ada" astagfirullah alazim. ‘Tpi Coba cari second opinion’ bgitu kata dokter lagi. .


Setengah berharap, kami menuju dr Zailani, SPOG di klinik AzZahra, beliau yang selalu mengecek keadaan bayi kami dulu. Dsana kami mendapat kepastian, aku melihat, aku mendengar tidak ada detak jantungnya dsana. Disitu hati saya benar2 hancur.. anak kami... sudah tidak bersama kami lagi. Kenapa? Dokter hanya berkata, mungkin ini benturan atau demam tinggi sehingga bayinya tidak kuat. Intinya bayinya sudah tidak bisa diselamatkan. Innalilahiwainnalihirojiun

Malam itu juga kami menuju jakarta, ga kuat rasanya menghadapi sendiri di palembang. Ga kuat rasanya setiap melihat anak kecil di bandara: perasaan saya hancur lebur, badan terasa mengambang. Saya bahkan tidak berani menerima telpon belasungkawa teman dan keluarga. Saya ga sanggup.


28 Des 2011, RS Pertamina, Cempaka Putih

Siang itu saya bertemu dokter senior dr. Sarsanto W. Sarwono SpoG. Dia langsung mengeksekusi janin yang sudah tidak ada nyawanya ini. Saya diinduksi, diberi obat dan semacam alat sebesar crayon melalui vagina. Setelah 7 jam, terasa sakit yg luar biasa, dan pukul 21.20 malam, saya melahirkan seorang bayi laki2, yang masih terselubung kantong ketuban. Dia begitu kecil. Tp smua panca indranya lengkap, mata, lubang telinga, hidung, mulut, juga tangan dan kakimu. Disitulah saya baru tau, kalau anak kami laki-laki.

Pedih rasanya tiap melihat ibu mertua saya yg setia menemani. Maaf mah, cucu pertama mamah ga bisa berlanjut hidup, saya yang salah, mah. Saya yg salah. Dia memang tidak pernah menyalahkan, tapi semakin dia menguatkan hati saya, semakin hati saya hancur. Belum lagi melihat suami saya, yang memang menginginkan anak laki-laki. Ditambah setiap melihat pandangan ibu saya, ayah saya. Ya Allah.. maafkan sayaaaaa..

Setelah melahirkan, Dokter Sarsanto hanya berkata, dia tidak mengetahui penyebabnya. Dia hanya menyarankan untuk menghadapi kehamilan berikutnya saja. Saya diminta test TORCH , yang dengan bodohnya saya lalai lakukan sebelum hamil dan saat hamil. Nilai IGG nya positif dan IGMnya negatif, menurut dokter itu tandanya dulu saya pernah punya virus Toxo dan rubella tp skrg sudah jd antibodi. Jadi insyaAllah saya (sementara) sehat.

Hari-hari setelahnya..

Jangan tanya apa rasanya hati saya. Hancur lebur. Sakit, bukan hanya seperti teriris tp juga tercacah kecil2. Malu dan bersalah, kepada suami, keluarga suami krn ini cucu pertama mereka. Setiap malam sebelum tidur, rasanya hati ini kosong. Rasanya aneh ketika 5 bulan lamanya membawa seorang anak yg kami kasihi, dan tiba-tiba dia terenggut dari rahim saya. Dia satu-satunya hiburan saya di kesendirian saya di Palembang. Dia yang setiap hari saya ajak bicara, tertawa dan juga menangis. Dia yang membuka semua harapan dan rencana kami di masa depan. dan sekarang semuanya rasanya kembali ke angka 0.

Diluar semuanya, aku tau.. semua ini rencana Allah. Dia yang punya kuasa, anak itu milikNya, Dia hanya menitipkan. Tapi kali ini dia menitipkan ke kami begitu sebentar. Ikhlas, begitu saran semua teman dan kerabat. Tapi jujur, itu yang paling sulit saya definisikan. Apa sih ikhlas itu? Namun kalau engkau, anakku, kesakitan di dalam rahimku, maka aku ikhlas melepasmu. Kalau engkau merasa lebih baik menungguku dsana, aku ikhlas. Kalau Allah memintanya kembali, aku harus ikhlas. Tapi dari hati kecilku, aku masih ingin berjumpa. Aku memohon setiap hari, datanglah ke mimpiku, nak. Tunjukan senyummu. Datanglah sekali lagi seperti saat kau datang ke mimpiku malam-malam sebelum aku tau kau sudah tidak bernyawa.

Takdir.. semua ini sudah jalannya. Semua memang karena memang belum waktunya aku mengasuh anak. Karena memang belum saatnya aku berjumpa dengannya.

Githa Hendrata, anak kami, menunggu kami disana. Suatu saat kami akan berjumpa, disaat yang paling indah.

Karena sekarang memang belum saatnya, nak

7 komentar:

Simply Nella mengatakan...

Astaghfirullah....Innalillahi wa inna ilaihi rojiun... AKu ikut sedih, bs ngerasain bgt kek apa sedihnya dirimu skrg mom... tercekat bgt mau ngomong apa...tau2 air mata ini netes gtu aja...T__T...Mommy sabar yahhh... Allah punya rencana indah buat mommy n dedeknya jg keluarga... Insyaallah adiknya dedek akan segera hadir memberikan kebahagiaan baru... Insyallah... Amiinn Yaa Rabbal Alamiinn...

ndhachiyo mengatakan...

peluk ditie erat2 :(

akuu nangiss bacaa nyaa T_T

gak tau jg harus mau nulis apa.. karena psti lw dah bosen dgr kata2 sabar, ikhlas..

tpi jgn merasa bersalah terus yah insyaallah akan dikasih dedek lgi secepatnya.. byk2 berdoa buat githa.. biar nanti githa yg jemput kamu di dunia sanaa :)

mama gia dan sal mengatakan...

astagfirulloh...Innalillahi wa inna ilaihi ridjiun.. sedih bacanya, ikutan nangis :'(

maap, gw cuman bisa nulis kamu harus kuat, sabar, ikhlas dan gak terus2an merasa bersalah...

Insya Alloh, dedek githa tenang disana, dan ingin liat bundanya senyum lagi :) jadi jangan terus2an nyalahin diri sendiri lgi say..

*peluk ditie*

Ny Koes mengatakan...

yup,,bnr kt ndha,,pasti uda bosen denger kata sabar n ikhlas...

so,,gmn kl gue ganti: fokus buat 3 bulan lg aja yuukkss.. daripada trus2an gini, nti stlh 3 bulan bisa2 malah di extend jadi 4, 5, or 6 bulan lho, hehehe... katanya kita mau hamidun bareng2?? ^_^

be tough as u always do honey...

Ahn Nha mengatakan...

Innalillahi wa innailaihi raji'un...ikut belasungkawa yah mbk..

Lam kenal juga dr Ana..

Baca postingan mbk jd inget kejadian yg menimpa kakakQ & temen sekantor dulu..mgkn sabar masih bisa..tp untuk ikhlas aq yakin pasti berat banget..bener kt mbk2 di atas..mgkn itu sudah jalan Allah sbg salah satu ujian yg bs mbk & suami lewati untuk bs 'naik kelas'..

Tetep smangath mbk..insyaAllah Allah kasih penggantinya yg jauh lebih berharga & sehat secepatnya..aamiin..

Sabar yah mbk..*speechless mo ngomong apa lagi..tetep Smangath yah..\^__^/

irlhet mengatakan...

Peluk ditieee...(ga tau mau ngomong apa lagi)

Si Ditie mengatakan...

@ isah, ulan, iir, nella: lets do a group hug aja! Mari kita hamil brg2.

@nda: makasih ya sayang, smoga ini bs jd pelajaran jg buat smua calon ibu. Kamu yang sehat yaa :) peluuk

@ana: salam kenal :) iya rasanya berat, tp bener kata kamu, ini mgkn ujian naik kelas keluarga kami. Makasih ya

Posting Komentar